Perbedaan Partikularisme & Eksklusivisme
1. Perbedaan
a. Definisi
1) Partikularisme
a) Dalam The Sage Dictionary of Sociology, partikularistik adalah orang bertindak dengan cara yang sangat berbeda terhadap kelompok orang yang berbeda.“Dalam banyak masyarakat tradisional ada perbedaan yang sangat jelas antara apa yang dapat Anda lakukan untuk orang-orang Anda sendiri dan apa yang dapat Anda lakukan untuk orang luar (memperbudak mereka)
b) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata partikularisme berarti sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi (diri-sendiri) di atas kepentingan umum; aliran politik, ekonomi, atau kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus.
c) Menurut Craig Stortie, partikularisme berkaitan dengan bagaimana seseorang berperilaku dalam situasi tertentu. Orang tersebut akan memperlakukan keluarga, teman, dan in-group nya sebaik yang dia bisa, dan membiarkan orang lain (out-group) mengurus dirinya sendiri.
Kata kunci : In-group dan out-group, we-group dan others-group
d) Menurut Tallcot Parson dalam makalah Riska dkk partikularisme adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja. (lawannya Universalisme – keberlakuan umum).
2) Eksklusivisme
a) Istilah “eksklusivisme“ berasal dari kata “eksklusif“. Secara terminologi, eksklusif di artikan sebagai “terpisah dari yang lain“, “khusus“, atau “tidak termasuk”.
b) Menurut KBBI.web.id, kata eksklusivisme berarti paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.
c) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, partikularisme adalah sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi (diri-sendiri) di atas kepentingan umum; aliran politik, ekonomi, atau kebudayaan yang mementingkan daerah atau kelompok khusus.
b. Ciri-ciri atau Karakteristik Khusus
1) Partikularisme
a) Individualis
Mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok sendiri di atas kepentingan umum (peduli pada kepentingan umum, namun bukan prioritas) ≠ Memikirkan dirinya sendiri saja tanpa mempedulikan sekitarnya.
b) Heterogen, bersifat dan berpandangan yang berbeda/ macam-macam
c) Mobilitas tinggi, memiliki dan menghadapi perubahan yang cepat
d) Berorientasi pada rasionalitas dan fungsi, mengedepankan logika dan teknologi
e) Perlakuan Khusus
Memperlakukan secara berbeda (perlakuan khusus) terhadap in-group dan out-group nya. Memperlakukan in-group nya sebaik yang dia bisa dan membiarkan orang lain (out-group) mengurus dirinya sendiri.
2) Eksklusivisme
a) Mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok sendiri di atas kepentingan umum (peduli pada kepentingan umum, namun bukan prioritas).
b) Memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati dalam kelompok.
c. Perbandingan
1) Persamaan
Eksklusivisme dan partikularisme saling berkaitan, sebab sama-sama mengutamakan kepentingan pribadi (kelompok sendiri) kemudian membuat kelompok tersebut mempunyai kecenderungan memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati dalam kelompok.
2) Perbedaan
Eksklusivisme pasti memiliki sikap partikularisme, sedangkan partikularisme belum tentu memiliki sikap ekslusif.
Partikulturalisme
|
Eksklusivisme
| |
ü
|
Individualis
|
ü
|
Memisahkan diri
|
ü
| |
ü
|
Perlakuan Khusus
| |
ü
|
Heterogen
| |
ü
|
Mobilitas Tinggi
| |
ü
|
Berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
|
3) Dampak
a) Partikularisme
o Positif (Kelebihan)
· Menguatkan internal kelompok.
· Menguntungkan internal kelompok.
o Negatif (Kekurangan)
· Memikirkan dirinya atau kelompok sendiri tanpa mempedulikan kepentingan umum. à Menjadi Sumber Konflik
- Memunculkan sikap egois
- Menimbulkan sikap primordialisme dan etnosentrisme
Primordialisme : Perasaan kesukuan yang berlebihan (KBBI), menganggap suku bangsanya paling unggul.
Etnosentrisme : memandang rendah suku lain.
- Menghambat integrasi sosial dan nasional
b) Eksklusivisme
o Positif (Kelebihan) – Untuk internal kelompok
· Dapat tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya.
Karena menganggap kelompoknya yang paling baik dan wajib dipertahankan
· Mampu membedakan dirinya dengan orang lain.
· Tidak mudah terbawa oleh kelompok lain.
Contoh : Bila di implementasikan dalam suatu negara, membawa dampak positif untuk negara tersebut. (Ex : Sakoku – Politik Isolasi Jepang – Restorasi Meiji, Korea Utara)
o Negatif (Kekurangan)
· Membuat seseorang menganggap kepentingan kelompok sendiri menjadi satu-satunya hal yang penting
· Tertutup pada pengaruh budaya lain sehingga sangat sulit melakukan berbagai perubahan yang bersifat progresif
· Dapat memecah belah persatuan.
Karena tidak mau ikut bersatu dan berkontribusi.
2. Bedah Kasus
a. Implementasi Konsep
Identifikasi menurut karakteristik kelompok, misalnya penerapan nilai dan norma kelompok tersebut.
b. Contoh kasus, sikap, fenomena
1) Partikularisme
a) Individu
· Seorang pemimpin di suatu perusahaan kontruksi yang hanya memperkerjakan buruh yang berasal dari kampungnya sendiri.
· Seseorang yang selalu ingin dianggap paling baik dan benar.
· Individu yang hanya mau berteman dengan orang-orang tertentu.
Contoh lain oleh peserta didik.
b) Kelompok
· Bangsa Israel yang tidak mau melaksanakan pernikahan dengan suku bangsa lain.
· Suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang hanya mau berteman dengan orang tertentu yang dianggap kaya, keren, atau orang yang memiliki status sosial yang tinggi.
· Suatu budaya terpencil memisahkan diri dari masyarakat karena mereka tidak mau budaya mereka terpengaruh dengan budaya yang sedang berkembang sehingga mereka lebih memilih untuk memisahkan diri dari masyarakat agar budaya mereka yang mereka percayai tidak berubah atau tidak terpengaruh dengan budaya yang baru karena mereka sudah menganggap peraturan dari budaya mereka sudah baik dan harus dilaksanakan, seperti masyarakat Baduy, masyarakat Suku Naga, masyarakat Metawai, masyarakat Madura, dan masyarakat Bugis.
Contoh lain oleh peserta didik.
c. Bedah Kasus
Tugas.
Mencari fenomena / kasus yang menunjukan partikularisme atau eksklusivisme dalam suatu kelompok.
Membuat analisis yang menunjuakan bahwa fenomena tersebut termasuk partikularisme dan eksklusivisme.
DAFTAR PUSTAKA
Bruce, Steve and Steven Yearley. 2006. The Sage Dictionary of Sociology, London: Sage Publications.
Buku Sosiologi Siswa Kelas XI Semester 1
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Esis
Indawatik, Rita, dkk. 2013. Eksklusifitas Siswa (Studi Fenomenologi Konstruksi Sosial Pola Eksklusifitas Siswa Pada Kelas Unggulan Di Sma Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012). Jurnal Analisa Sosiologi. 2(1): 54.
Riska, dkk. 2007. Makalah. Dalam: Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Januari 2007.
Universalism, Particularism, and the Question of Identity; Author(s): Ernesto Laclau; Source: October, Vol. 61, The Identity in Question (Summer, 1992), pp. 83-90; Published by: The MIT Press Stable URL: http://www.jstor.org/stable/778788 Accessed: 25-04-2019 04:42 UTC
Komentar
Posting Komentar